Rabu, 10 November 2010

membentuk cinta abadi (=

cinta letaknya di hati. Meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali. Ia mampu mempengaruhi fikiran sekaligus mengendalikan tindakan. Sungguh, Cinta dapat mengubah pahit menjadi manis, debu beralih emas, keruh menjadi bening, sakit menjadi sembuh, penjara menjadi telaga, derita menjadi nikmat, dan kemarahan menjadi rahmat. Cintalah yang mampu melunakkan besi, menghancurkan batu karang, membangkitkan yang mati dan meniupkan kehidupan padanya serta membuat budak menjadi pemimpin. Inilah dasyatnya cinta. 

Namun hati-hati juga dengan cinta, kerana cinta juga dapat membuat orang yang sihat menjadi sakit, orang yang gemuk menjadi kurus, orang yang normal menjadi gila, orang kaya menjadi miskin, raja menjadi budak, jika cintanya itu disambut oleh para pecinta palsu. Cinta yang tidak dilandasi kepada ALLAH. Itulah para pecinta dunia, harta dan wanita. Dia lupa akan cinta ALLAH, cinta yang begitu agung lagi murni.

Cinta ALLAH cinta yang tidak bertepi. Jikalau sudah mendapatkan cinta-NYA, dan manisnya bercinta dengan ALLAH, tidak ada lagi keluhan, tidak ada lagi tubuh lesu, tidak ada tatapan kuyu. Yang ada adalah tatapan optimis menghadapi segala cubaan, dan rintangan dalam hidup ini. Tubuh yang kuat dalam beribadah dan melangkah menggapai cita-cita tertinggi yakni syahid di jalan-NYA juga.

jatuh , cinta , dan mati !

Mengapa harus kata jatuh yang berada di depan kata cinta?
Apakah cinta memang selalu identik dengan musibah dan malapetaka?

Mengapa harus kata mati yang berada di belakang kata cinta?
Apakah cinta memang selalu menghadirkan segumpal lara dan setetes air mata?

Sejumlah kisah, sejumlah peristiwa, lahir dan tumbuh bersama cinta.
Tak jarang terdapat luka di setiap akhir cerita, ya, luka yang teramat pedih.
Luka yang beakhir dengan tangisan pilu dan kesedihan abadi.